Oleh: Fathiyah 'Azmah (أم مرشد)
(Saat langit mulai beranjak gelap)
‘Assalamu’alaikum,” salam sholehah dari telponnya
“Wa’alaikum salam,” balas Ummy sholehah
“Miy tolong jemput sholehah di depan yah, ga ada bentor soalnya,” pinta sholehah
SSeperti biasa, Sholehah selalu meminta untuk di jemput di depan perumahan saat bentor yang selalu mangkal tidak ada, soalnya jarak antara rumah dan jalan raya cukup jauh.
“Iya ntar Ummy jemput,” jawab Ummy menyanggupi kemudian menutup telepon
Rutinitas dakwah di kampusnya ditambah banyaknya tugas kuliah yang harus segera diselesaikan membuat Sholehah kembali harus pulang terlambat. Dosen ga perduli bagaimanapun keadaan mahasiswanya, dipikiran mereka hanya bagaimana agar anak didiknya cerdas dan berhasil diperkuliahan.
Hampir tiap hari Sholehah harus keluar rumah memenuhi kewajibannya terhadap ummat dan kuliahnya, pergi pukul 6.30, pulang hampir menjelang maghrib. Sehingga setiap waktu begitu sangat berharga dan diatur sedemikian rupa, bahkan dalam perjalanan menuju rumah-pun tidak mau disia-siakan untuk menyempatkan diri berbagi kepada Umminya karena waktu senggang untuk mereka berbagi bersama sangat kurang.
“Ko’ telat lagi pulangnya?” tanya Ummy sambil berkonsentrasi membawa motornya
“Iya nih Miy, tadi kerja kelompok bareng temen-temen setelah musyawarah, mana rumah Humairah jauh banget,” jelasnya bersungut-sungut
“Miy ada temen cowok yang nyebelin, ganggu banget,” Sholehah melanjutkan cerita
“Kenapa lagi?” tanya Ummy
“Dia ngomong ngawur ma akhwaat, bilang dia suka lah ma aku sampe semua pada tau,” jawab Sholehah dengan kesal
Ummy kembali terdiam dan berkonsentasi dengan motornya, mungkin dia telah bosan mendengar cerita yang itu-itu saja, yang akhir-akhir ini menimpa putrinya itu.
Sesampai di rumah, ia segera berganti pakaian kemudian berwudhu karena adzan maghrib telah berkumandang beberapa menit yang lalu. Setelah sholat tak lupa ia membaca Al Qur’an dan mentadabburinya sambil menunggu adzan Isya berkumandang. Selepas Isya, seperti biasa layar monitor Laptop Acer berwarna biru telah berada di depannya, pemberian Aby setelah rengekannya, Laptop itu telah menjadi bagian dari dirinya, merasakan lika-liku terjalnya dunia kampus dengan tugas-tugasnya yang menumpuk.
Sholehah mulai merasa sangat lelah, ditolehnya jam dinding biru berlatar laut tepat di atas ranjangnya.
“Hahhh … sudah jam 11.39, sebaiknya aku tidur biarlah sebelum subuh aku lanjut lagi,” gumamnya sendiri sambil menggerak-gerakkan tubuhnya yang mulai kaku
Ia mulai memejamkan matanya namun terasa sulit, pikirannya masih menerawang. Ia mencoba mencari posisi tidur yang bisa membuatnya nyaman, namun masih saja sulit untuk tertidur. Kembali ia menoleh jam dindingnya, jarum jam menunjukkan pukul 12.45. Sudah sejam lebih ia berusaha untuk tidur, tetapi matanya masih sulit untuk terpejam. Nampaknya kejadian tadi telah mengganggu pikirannya…
***********
(Siang tadi di Masjid Kampus)
Seperti biasa waktu istirahat, dia ke Masjid untuk menunaikan sholat Dzuhur kemudian menghabiskan bekal makan siangnya, sementara sebagian besar teman-temannya telah memenuhi kantin kampus ada yang hanya duduk nongkrong, ada yang menunaikan kewajibannya terhadap perutnya, dan ada pula yang menggabungkan kedua kegiatan tadi. Saking asiknya nongkrong di kantin terkadang banyak dari mereka melupakan atau mungkin tidak memperdulikan kewajibannya kepada Rabb-nya.
“Assalamu’alaikum,” sapa sholehah kepada semua orang yang ditemuinya di Masjid
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab mereka hamper serempak
Tiba-tiba…………..
“Kak’!” panggil salah seorang akhwat bernama Hanan buru-buru
“Iya,” menjawab dengan biasa sambil melepas jilbab hitam besarnya bersiap untuk berwudhu
“Ka’, kenal dengan yang namanya Syamsul ga’? tanya akhwat itu penasaran
“Ga’, kenapa?” jawab Sholehah sekedarnya, menyunggingkan senyum dan meninggalkannya untuk berwudhu
“Belum sholat yah ka’?, kalau gitu bentar aja ana cerita,” kemudian berlalu bergabung dengan akhwat lainnya…
Hanan adalah salah seorang akhwat yang selalu up date dengan semua berita, cerdas, dan menyenangkan.
Setelah sholat dzuhur, Sholehah mengambil posisi duduk diantara akhwaat untuk menghabiskan bekalnya.
“Akhwat makan yuk!,” ajaknya
‘Siapa yang masak ka’?” tanya beberapa orang akhwat sambil menyicipi
“Ana, enak ga?” tanyanya memperhatikan mimik muka teman-temannya takut kalau masakannya kurang enak
“Enak, sudah ada bakat ini ka’ tunggu apa lagi,” sorak akhwat menyindir
(Sholehah senyam senyum malu dengan sindiran akhwaat dan senang karena ternyata rasa masakannya tidak mengecewakan)
“Ka’, kenal Syamsul ga’?” tanya seorang akhwat bernama Dita
“Oh iya, kenal ga ka’?” Hanan juga ikut menimpali
“Ga’, kenapa sih?” tanya Sholehah bingung
“Dia bertanya tentang ka’ Sholehah ma aku,” jawab Hanan menjelaskan
“Dia bilang gini, “Kamu kenal Sholehah ga?, dia masih aktif di FMK?” terang Hanan melanjutkan
FMK (Forum Muslim Kampus) adalah wadah untuk para muslim dan muslimah kampus untuk berdakwah/ menyiarkan syari’at Islam.
“Terus……….” jawab Sholehah biasa saja
“Masalahnya dia bilang gini lagi loh ka’, “Aku suka dengan Sholehah, aku juga aktif di forum ini karena dia,” jelas Hanan sambil menatap Sholehah dengan serius
“Lalu aku jawab gini “Untuk mendapatkan sesuatu yang suci maka tempuhlah dengan cara yang suci, nikahi dia,” Hanan menjelaskan lagi dengan gamblang
(Jantung Sholehah berdenyut kencang mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Hanan tadi)
“Ka’ Sholehah terlalu cantik sih,” ledek akhwaat
“Maksudnya?, padahal udah tertutup gini, apanya lagi coba yang terlihat kecuali mata?” jawab Sholehah menapis
“Apakah ini ada hubungannya dengan SMS yang kemaren aku terima?, trus SMS-SMS lain yang ku terima dari berbagai nomor yang berbeda itu siapa?, ingin segera ku akhiri segala fitnah yang menimpa dengan menyempurnakan sebagian dien ini, namun sudah 4 ikhwan yang datang mengkhitbah tidak bisa aku terima, aku ingin dia satu jalan, satu pikiran untuk mencapai satu tujuan karena kita akan hidup bersama hingga Jannah. Rumah tangga selayaknya 2 orang nahkoda kapal di lautan luas, awalnya kapal berjalan tanpa beban di laut yang tenang semakin ketengah, maka rintangan akan semakin banyak, bila diantara 2 nahkoda tak sejalan maka perjalanan bisa saja terhenti di pertengahan, dan aku tak ingin demikian. Apa yang harus aku lakukan Ya ALLAH………..?” gumam Sholeheh risau sambil trus memikirkan
To Be Continued ...
0 Comment: