Streetdirectory

  • "ADAB BERBICARA"

    Bismillahirrahmanirrahim….

    Segala puji bagi Allah atas semua karunia yang telah diberikan. Salawat dan salam atas qudwa terbaik kita Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam, keluarga, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

    Sungguh begitu manisnya iman dengan syari’at-NYA, segala sesuatu ada tuntunannya. Syari’at Islam telah menunjukkan berbagai jalan untuk memudahkan kita menggapai cinta-NYA, tapi akankah kita menyadarinya. Salah satu syari’at Islam yang memudahkan kita menempati surga-NYA adalah dengan menjaga lisan kita. Seorang muslimah harus mengetahui bagaimana etika bila berbicara karena lisan adalah cerminan kepribadian seorang muslimah “Mulutmu Harimaumu” dan “Diammu adalah Emasmu”.
    Kecantikan muslimah tidak hanya bisa dinilai dari sempurnanya raganya, tapi juga bagusnya tutur katanya dalam berkomunkasi.

    Bagaimanakah Lisan Seorang Muslimah??

    1...Mengucapkan kalimat yang baik atau diam
    Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Muslim)

    2.Waspada terhadap ghibah (menggunjing walaupun benar), namimah (adu domba).
    Definisi GHIBAH seperti yang diungkapkan oleh Rasulullah Sholallohu’alaihi wasalam
    "Engkau menyebutkan tentang saudaramu, dengan apa yang dia benci" terus bagaimana jika yang kita bicarakan tersebut memang benar-benar ada pada saudara kita? "Jika memang ada padanya apa yang engkau katakan maka engkau telah meng-ghibahinya, dan bila tidak ada padanya maka engkau telah berdusta." (HR. Muslim)
    Allah Subhanahu wa Ta’ala ber-
    firman, ”Janganlah kalian saling memata-matai dan jangan mengghibahi antara satu dengan yang lain, sukakah kalian memakan daging saudaranya tentu kalian akan benci." ( Al Hujurat 12)
    Namimah bermakna memindahkan perkataan dari satu kaum kepada kaum yang lain untuk merusak keduanya atau "adu domba". Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang mengadu domba.” (HR Bukhari)

    3.Menjauhi perdebatan.
    Rasulullah bersabda, “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
    Hadits lain, “Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR Abu Daud)

    4. Dilarang berdusta
    Rasulullah bersabda, "Tiga ciri orang munafik, apabila berkata berdusta, apabila berjanji mengingkari dan apabila dipercaya berkhianat (HR Bukhari dan Muslim)
    Padahal orang munafik balasannya sangat mengerikan "di bawah kerak api neraka" Dusta pun mengantarkan pelakunya kepada kejelekan "Sungguh kedustaan menunjukkan kepada kejelekan dan kejelekan mengantarkan kepada neraka.

    5. Larangan untuk berkata keji
    Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anha meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Bukanlah Seorang mukmin (yang sempurna) itu seorang yang banyak mencela, banyak melaknat, dan bukan seorang yang melakukan perbuatan kotor (keji, baik perbuatan atau perkataan), tidak juga seorang yang melakukan perbuatan yang rendah.” (HR. At Turmudzi)
    Nabi Shallallahu’alaihi wassalam bersabda, ”Tidak selayaknya orang yg
    shiddiq itu menjadi orang yang banyak melaknat.” (Shahih, HR. Muslim, Ahmad)
    Dalam hadits lain, “Sesungguhnya orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi orang-orang yang bersaksi, tidak pula menjadi orang-orang yang memberi syafaat pada hari kiamat.” (Shahih, HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud)

    6. Hindari terlalu banyak bercanda.
    “Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi ALLAH Subhanahu wa Ta’ala di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.” (HR Bukhari)

    7. Tdak menyampaikan apa yang dia dengarkan.
    Dari Abu hurairah radiallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan.” (HR.Muslim dan Abu Dawud)
    8.Berhentilah berbicara ketika mendengar Kalamullah.

    “Dan apabila dibacakan Alqur’an, maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat” (Qs.al a’raf: 204)

    Bagaimana ketika mendengar orang yang sedang berbicara??

    1.Diam dan memperhatikan (QS 50: 37)
    2.Tidak memotong/ memutus pembicaraan
    3.Menghadapkan wajah pada pembicara dan tidak memalingkan wajah darinya sepanjang sesuai dengan syariat (bukan berbicara dengan lawan jenis)
    4.Tidak menyela pembicaraan saudaranya walaupun ia sudah tahu, sepanjang bukan perkataan dosa.
    5.Tidak merasa dalam hatinya bahwa ia lebih tahu dari yang berbicara

0 Comment:

Posting Komentar

Thank You For Ur Visit

.:Selami Ilmunya:.

.:Blog Sahabat:.

“Ingin aku ungkap semua dalam bait-bait kata bersahaja, dan mengikatnya dalam tulisan karena terkadang mulut sulit untuk berkata dan mengungkap semua ..."