Streetdirectory

  • Sholehah dan SPMB



    Qum Ya akhi, Allahu Akbar . Allahu Akbar …

    Dering nasyid telah membangunkan sholehah dari lelap tidurnya setelah semalam begadang mengkhatamkan buku-buku persiapan SPMB untuk kesekian kalinya.

    Waktu menunjukan tepat pukul 4:00 am, Sholehah bergegas bangun berwudhu, menyempatkan diri untuk sholat Lail agar hatinya sedikit lebih tenang. Khusyu’ sholehah memanjatkan do’a, tangispun mengiringinya, menghamba, berharap mudah-mudahan Allah mengabulkan do’anya.

    Hari ini 04 Juli 2009, Sholehah akan mengikuti ujian SPMB hari pertama di SMK Kachak. Berbagai macam perasaan menggelayuti pikirannya tegang, takut kalau-kalau nanti salah ngisi, walaupun hari ini telah dipersiapkan dua bulan sebelumnya dengan mengikuti bimbingan belajar secara intensif, senang karena akhirnya datang juga waktu yang telah dinanti-nanti tahap-tahap melangkah untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi favouritenya.

    Kring.kring..kring… (bunyi HP Sholehah), kemudian mati.
    Layar HP menandakan satu Miss Call dari SMP_Adi

    “Ummy, Sholehah pergi dulu. Assalamu’alaikum!” sambil menyalim tangan Ummy kemudian berlalu pergi
    “Sama siapa perginya?” tanya Ummy mencoba mengintrograsi.

    Akhir-akhir ini Ummy tampak mencemaskan putrinya yang satu ini. Tak terasa anak sulungnya itu telah beranjak dewasa, semakin nampak menawan. Ummy takut kalau-kalau nanti anaknya itu salah memilih lingkungan dan panutan.

    Deg, “Mati aku, bisa kena ngomel,” cemas Sholehah dalam hati
    “Sama temen,” jawabnya terburu-buru, takut kalau-kalau ummy bertanya lebih banyak lagi.

    Hari itu Sholehah diam-diam telah janjian berangkat bersama Adi menuju tempat ujian, kebetulan tempat Adi ujian tidak terlalu jauh dari tempat Sholehah, Adi di SD Inpres sedangkan Sholehah di SMK Kachak. Adi adalah teman deket Sholehah sejak SMP, dua tahun sekelas dan berkecimpung di salah satu ekstrakulikuler yang sama membuat keakraban itupun semakin terjalin antara keduanya. Dua tahun lebih, semenjak lulus di SMA yang berbeda mereka tak pernah bertemu lagi sampai suatu hari Adi menghubunginya lagi.

    ***********

    Deru motor menembus dingin di pagi itu, Adi sedikit mengencangkan laju motornya agar segera sampai di tempat tujuan.

    “Kayaknya kita telat,” terang Adi cemas
    Sholehah diam saja, menyimak namun tak menanggapi perkataan Adi
    “Bentar setelah ujian Lo langsung keluar yah, Gw nunggu di parkiran!” lanjut Adi
    “Iya,” jawab Sholehah sekedarnya

    Setelah selesai ujian SPMB, mereka tak pernah bertemu lagi.

    Di temani Ummy, Sholehah mencoba alternative lain dengan mendaftar di perguruan tinggi negeri yang lain, sekedar untuk berjaga-jaga kalau saja dia tak lulus di salah satu fakultas di perguruan tinggi negeri favouritenya. Kebetulan perguruan tinggi alternative kedua pilihannya, waktu pendaftaran dan ujiannya terpaut beberapa hari antara perguruan tinggi alternative perteama, sehingga jadwalnya tidak berbenturan.

    ***********

    Matahari dan bulan terus bergantian meronda menyinari dan menghiasi dunia, hingga tiba waktu pengumuman ujian SPMB alternative pertama.

    “Ummy, Sholehah pengen ngenetan yah di rumah, pengen liat hasil ujian SPMB,” jelas Sholehah meminta izin
    “Iya,” jawab Ummy sambil sibuk mengaduk masakannya

    Sholehah segera menyalakan power Komputer pentium 4 miliknya, menyambungkan dengan internet, kemudian menekan tuts keyboard komputer mengetik alamat website www.spmb.or.id, yang memuat pengumuman kelulusan hasil SPMB jutaan orang di seluruh Indonesia.

    Diperhatikannya layar komputer dengan seksama mencari namanya diantara deretan nama-nama peserta yang lulus, yang termuat dalam kolom pengumuman, untung saja tersusun secara abjad, jadi tidak begitu menyusahkan mensearchnya. Tiba-tiba …

    “Ummy………, Sholehah lulus Miy, Sholehah lulus ….. alhamdulillah lulus… ,” teriak Sholehah gembira, tak terasa air matanya berlinang, terharu lega, akhirnya lulus di salah satu perguruan tinggi favourite di kotanya.
    “Alhamdulillah, mungkin pengumumannya juga tercantum di koran Lehah. Tuh di atas meja, tadi tukang koran baru aja datang nganterin,” terang Ummy sambil nunjuk ke arah meja dimana koran diletakkan.

    Sudah sebulan terakhir ini mereka berlangganan koran Kota yang berisi berita-berita tentang kota dimana mereka berada, dan beberapa memuat berita tentang keadaan negaranya hingga manca negara. Ternyata pengumuman kelulusan hasil SPMB di koran juga sama, Sholehah lulus.

    Kring. kring.. kring… (bunyi HP Sholehah)

    “Hallo, Assalamu’alaikum Dewi,” Sholehah mengangkat telfon
    “Wa’alaikumussalam, Sholehah pengumuman dah keluarkan ni hari?” tanya Dewi
    “Iya nih, alhamdulillah. Lulus ga Wi’?” tanya Sholehah ingin tau
    “Aku belum sempat liat hasil pengumuman hari ini, males keluar, makanya nelpon kamu,” jawab Dewi
    “Bisa minta tolong ga liatin hasil pengumumanku juga,” pinta Dewi melanjutkan dengan malu-malu
    “Iya deh, bentar yah, aku liat dulu,” jelas Sholehah mengabulkan pinta Dewi kemudian mengecek daftar nama pengumuman hasil ujian di koran
    “Thanks Sholehah,” jawab Dewi senang
    “Wi’, haloooo … Dewi … masih ada di situ ga?” Sholehah berusaha menyambung kembali pembicaraan yang sempat terputus
    “Iya, iya, masih ko’. Gimana..gimana.. lulus ga?” tanya Dewi harap-harap cemas
    “Mmmm… gini … nama dan nomor ujian Dewi ga tercantum di daftar kelulusan, yang sabar yah Wi’,” Sholehah mencoba menjawab pelan seperti turut merasakan kekecewaan yang dirasakan Dewi
    “Gitu yah, Sholehah lulus?” tanya Dewi sedikit terdengar nada kecewa
    “Iya, alhamdulillah,” Sholehah mencoba menjawab biasa saja menyesuaikan dengan suasana yang dirasakan temannya itu
    “Makasih yah, Assalamu’alaikum,” Dewi menangis

    Dewi adalah salah satu teman dekatnya yang dikenalnya saat mengikuti bimbingan belajar sebulan yang lalu.

    Dan tak disangka, Sholehah juga dinyatakan lulus di perguruan tinggi negeri alternative kedua. Sholehah memang seorang muslimah yang cukup pintar, nampak dari prestasi-prestasinya saat SMA dulu, jadi ga salah kalau ternyata dia diterima di semua perguruan tinggi tempat dia mendaftar.

    “Miy, menurut Ummy Sholehah lanjut kuliahnya dimana yah?” tanya Sholehah meminta pendapat Ummy sambil duduk tenang disampingnya
    “Kuliah di kampus alternative kedua saja juga bagus, selain dekat, kampus, dan fakultasnya juga kamu favouritekan. Kalau di kampus yang satunya lagi itu jauh, mesti ngekos, kalaupun ga capek kalau harus pulang balik, ongkosnya juga mahal.” jelas Ummy panjang agar Sholehah lebih mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya
    Sholehah hanya mengangguk diam, mencoba menimbang-nimbang.

    Setelah seharian berfikir, ternyata pendapat Ummy OK juga. Dipersiapkannya semua file-file yang dibutuhkan untuk mendaftar ulang, tak lupa uang tunai yang harus disetor saat pendaftaran. Hari ini, Sholehah ditemani Ummy akan pergi ke kampus dimana Sholehah akan mendaftar ulang melanjutkan pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi.

    “Silakan isi formulir ini dan lengkapi berkas-berkasnya,” pinta salah seorang petugas kampus sambil menyerahkan Form Pendaftaran Ulang
    “Ini bu, dan ini berkas-berkas saya,” Sholehah menyerahkan Form dan berkas-berkas yang telah dilengkapinya
    “Tanda tangan di bagian sini,”

    Akhirnya, terdaftar sudah Sholehah sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi favourite di kota dimana dia tinggal.

    “Selamat tinggal nuansa SMA, dan selamat datang kampus tercinta,” girang Sholehah dalam hati

    To Be Continued ...

0 Comment:

Posting Komentar

Thank You For Ur Visit

.:Selami Ilmunya:.

.:Blog Sahabat:.

“Ingin aku ungkap semua dalam bait-bait kata bersahaja, dan mengikatnya dalam tulisan karena terkadang mulut sulit untuk berkata dan mengungkap semua ..."