Streetdirectory

  • Suamiku Layaknya Abu Zar'



    Tahukah siapa Abu Zar’ ??

    Abu Zar’ adalah seorang suami yang selalu berusaha mengambil hati istrinya, ia tidak hanya memenuhi kebutuhan istrinya akan tetapi kelembutannya dan kasih sayangnya telah memikat hati istrinya (Ummu Zar’)

    Bahkan Rasulullah menyamakan dirinya terhadap ‘Aisyah sebagaimana Abu Zar’ terhadap istrinya Ummu Zar’ agar ‘Aisyah tahu bagaimana besarnya rasa sayang Rasulullah terhadap dirinya.

    Suatu ketika ‘Aisyah bercerita tentang kasih sayang Abu Zar’ terhadap Ummu Zar’ kepada Rasulullah shalallahu’alahi wa sallam dan Rasulullah dengan sabar mendengarkan kisah tersebut padahal kisahnya panjang dan beliau memiliki kesibukan yang sangat banyak, banyak urusan penting yang harus beliau tunaikan. Namun, Rasulullah sama sekali tidak memotong pembicaraan ‘Aisyah. Maka suami yang baik adalah suami yang mendengarkan pembicaraan istrinya dan tidak memotong pembicaraannya.

    Kisah Abu Zar’ dan Ummu Zar’
    “Suamiku adalah Abu Zar’. Siapa gerangan Abu Zar’??, dialah yang telah memberatkan telingaku dengan perhiasan dan telah memenuhi lemak di lengan atas tanganku dan menyenangkan aku maka akupun gembira.
    ((Maksudnya yaitu suaminya Abu Zar’ memberikannya perhiasan yang banyak dan memperhatikan dirinya serta menjadikan tubuhnya padat (montok). Karena jika lengan atasnya padat maka tandanya tubuhnya semuanya padat. Hal ini menjadikannya gembira.))
    Ia mendapatiku pada peternak kambing-kambing kecil dengan kehidupan yang sulit, lalu iapun menjadikan aku di tempat para pemiliki kuda dan onta, penghalus makanan dan suara-suara hewan ternak. Di sisinya aku berbicara dan aku tidak dijelek-jelekan, aku tidur di pagi hari, aku minum hingga aku puas dan tidak ingin minum lagi.
    ((Maksudnya yaitu Abu Zar’ mendapatinya dari keluarga yang menggembalakan kambing-kambing kecil yang menunjukan keluarga tersebut kurang mampu dan menjalani hidup dengan susah payah. Lalu Abu Zar’ memindahkannya ke kehidupan keluarga yang mewah yang makanan mereka adalah makanan pilihan yang dihaluskan. Mereka memiliki kuda-kuda dan onta-onta serta hewan-hewan ternak lainnya.))
    Jika ia berbicara dihadapan suaminya maka suaminya Abu Zar’ tidak pernah membantahnya dan tidak pernah menghinakan atau menjelekannya karena mulianya suaminya tersebut dan sayangnya pada dirinya. Ia tidur dipagi hari dan tidak dibangunkan karena sudah ada pembantu yang mengurus urusan rumah. Ia minum hingga puas sekali dan tidak ingin minum lagi yaitu suaminya telah memberikannya berbagai model minuman seperti susu, jus anggur, dan yang lainnya.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada ‘Aisyah, “كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لِأُمِّ زَرْعٍ” (Wahai ‘Aisyah diriku bagimu sebagaimana Abu Zar’ bagi Ummu Zar’)

    Berkata Imam An-Nawawi, “Para ulama berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata demikian untuk menyenangkan hati ‘Aisyah dan menjelaskan bahwa ia telah bersikap baik dalam kehidupan rumah tangga bersama ‘Aisyah”. (Al-Minhaj)

    Hal ini menunjukan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang selalu sayang dan perhatian kepada ‘Aisyah. Berbeda dengan sebagian suami yang kasih sayangnya kepada istrinya hanya pada waktu-waktu tertentu saja, dan pada waktu-waktu yang lain rasa sayangnya tak nampak lagi darinya.

    Dalam riwayat yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada ‘Aisyah,

    كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لِأُمِّ زَرْعٍ إِلاَّ أَنَّ أَبَا زَرْعٍ طَلَّقَ وَأَنَا لاَ أُطَلِّقُ

    “Aku bagimu seperti Abu Zar’ terhadap Ummu Zar’ hanya saja Abu Zar’ mencerai dan aku tidak mencerai” (HR At-Thobroni)

    Namun bagaimanapun besarnya bentuk perasaan cinta Abu Zar’ kepada Ummu Zar’ tentu melebihi perasaan cinta Rasulullah terhadap ‘Aisyah radhiyallahu’anha seperti apa yang telah diungkapkan ‘Aisyah berikut ini,

    يَا رَسُوْلَ اللهِ بَلْ أَنْتَ خَيْرٌ إِلَيَّ مِنْ أَبِي زَرْعٍ

    “Wahai Rasulullah, bahkan engkau lebih baik kepadaku dari pada Abu Zar’” (HR An-Nasai)

    Akan tetapi, bukanlah maksudnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap Aisyah sama persis sebagaimana sifat Abu Zar’ kepada Ummu Zar’, namun maksudnya sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama dengan sikap Abu Zar’ dalam hal kasih sayang kepada istri,

    كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لأُمِّ زَ رْعٍ فِي الأُلْفَةِ

    “Aku bagimu seperti Abu Zar’ bagi Ummu Zar’ dalam hal kasih sayang.” (riwayat Al-Haitsam)

    Oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menyamai Abu Zar’ dalam segala hal dan sifat yang disebutkan dalam hadits seperti kekayaan dan kemewahan hidup, memiliki putra, pembantu, dan yang lainnya. Demikian juga jelas bahwa ibadah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah sama dengan Abu Zar’, bahkan dalam hadits sama sekali tidak disebutkan tentang ibadah Abu Zar’.”

    Oleh karena itu janganlah dipahami dari kisah Abu Zar’ ini bahwa hanyalah yang bisa menggauli istrinya dengan baik adalah yang memiliki harta banyak dan berlebihan. Akan tetapi maksudnya hendaknya seseorang itu seperti Abu Zar’ dalam hal kasih sayang dan perhatian serta pemberian. Dan menampakkan kasih sayang dan perhatian tidaklah mesti dengan harta yang banyak, akan tetapi masing-masing suami menyesuaikan dengan kondisinya yang penting ia bisa menunjukan kasih sayang dan perhatiannya kepada istrinya.

    Dan suamiku layaknya Abu Zar’ terhadap Ummu Zar’ bahkan lebih dari itu …


    Sumber:
    1.Basyier, Abu Umar. “Aku Wanita yang Dipoligami”, Fatamedia, 2010.
    2.http://www.firanda.com/

0 Comment:

Posting Komentar

Thank You For Ur Visit

.:Selami Ilmunya:.

.:Blog Sahabat:.

“Ingin aku ungkap semua dalam bait-bait kata bersahaja, dan mengikatnya dalam tulisan karena terkadang mulut sulit untuk berkata dan mengungkap semua ..."